Di tengah pesatnya pembangunan ekonomi pada era 1960-an, Tiongkok menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energi domestiknya. Di tengah kondisi tersebut, muncullah sosok Wang Jinxi, yang dikenal sebagai Iron Man, seorang pekerja minyak yang menjadi simbol dedikasi, kerja keras, dan pengorbanan bagi bangsanya. Sosoknya tidak hanya menjadi pahlawan industri minyak, tetapi juga ikon budaya kerja keras dan semangat kolektif dalam masyarakat Tiongkok. Continue reading Iron Man Wang Jinxi: Inspirasi dari Ladang Minyak Daqing
Category: Aktivitas
Berita dan Aktivitas
Menpora Ajak Pemuda Hindu Berperan Aktif Bangun Kemandirian
indopos.co.id – Menpora Imam Nahrawi beserta Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, Menteri Koperasi dan UKM I Gusti Ngurah Puspayoga, Dankobangdikal Laksda TNI Tri Wahyudi Sukarno, Ketua Peradah Indonesia Wayan Sudana, perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Ketut Parwata, dan Asisten Deputi Kepemimpinan Pemuda I Bagus Sucitra membuka Kongres Pemuda Hindu Mahasabha X Peradah Indonesia di Gedung Moelyadi, Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal) Bumimoro, Morokrembangan, Surabaya, Jumat (30/10).
Kongres yang dihadiri ratusan pemuda Hindu, juga pemuda dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) ini mengusung tema “Bekerja Membangun Kemandirian”, dan akan berlangsung selama tiga hari, yakni mulai 30 Oktober – 1 November 2015. Continue reading Menpora Ajak Pemuda Hindu Berperan Aktif Bangun Kemandirian
Menpora Hadiri Kongres Pemuda Hindu Mahasabha X Peradah Indonesia
Surabaya: Menpora Imam Nahrawi hari Jumat (30/10) siang beserta Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wagub Jatim Syaifullah Yusuf, Menteri Koperasi dan UKM I Gusti Ngurah Puspayoga, Dankobangdikal Laksda TNI Tri Wahyudi Sukarno, Ketua Peradah Indonesia Wayan Sudana, perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Ketut Parwata, dan Asisten Deputi Kepemimpinan Pemuda I Bagus Sucitra membuka Kongres Pemuda Hindu Mahasabha X Peradah Indonesia di Gedung Moelyadi Kobangdikal Bumimoro, Morokrembangan, Surabaya. Continue reading Menpora Hadiri Kongres Pemuda Hindu Mahasabha X Peradah Indonesia
Peradah Indonesia Wujudkan Kemandirian dengan Tri Kaya Parisudha
Jatim Newsroom – Perhimpunan Pemuda Hindu Dharma (Peradah) Indonesia mewujudkan kemandirian harus mengingat Tri Kaya Parisudha yang merupakan tiga perbuatan atau perilaku yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dalam bekerja membangun kemandirian, para pemuda hindu perlu menerapkan ajaran tersebut.
“Untuk menjadi pemuda mandiri, bekerja dilandasi dengan kemandirian, Ingatlah selalu Tri Kaya Parisudha. Itulah prinsip hidup yang harus menjadi pegangan dan perhatian para pemuda hindu,” ujar Wakil Gubernur Jatim, H Saifullah Yusuf saat Mahasabha X Perhimpunan Pemuda Hindu Dharma (Peradah) Indonesia di Gedung Moeljadi Kobangdikal Surabaya, Jumat (30/10). Continue reading Peradah Indonesia Wujudkan Kemandirian dengan Tri Kaya Parisudha
Ketua MPR Buka Kongres Peradah Indonesia
Ketua MPR Zulkifli Hasan menancapkan gunungan wayang didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf sebagai tanda pembukaan Mahasabha Ke X Perhimpunan Pemuda Hindhu Dharma (Peradah) Indonesia di Surabaya, Jawa Timur Jumat 30 Oktober 2015.
Mahasabha merupakan kongres tertinggi yang diikuti dewan pimpinan provinsi, kabupaten dan kota seluruh Indonesia. Menurut Ketua Umum Peradah Indonesia Wayan Sudana, Mahasabha diikuti seluruh provinsi termasuk provinsi terjauh Papua. Continue reading Ketua MPR Buka Kongres Peradah Indonesia
Peradah Fokus Kepemimpinan dan Kewirausahaan
SURABAYA, NusaBali | Seluruh Indonesia dibuka di Surabaya, Jumat (30/10). Kongres mengusung tema ‘Bekerja Membangun Kemandirian’, dan berlangsung selama tiga hari hingga Minggu (1/11).
Ketua Umum Peradah Indonesia, Wayan Sudana mengatakan fokus Peradah Indonesia adalah kepemimpinan dan kewirausahaan. “Itu dua fokus kami. Mohon arahan Ketua MPR, Menpora, dan pejabat lain. Mari jadikan Mahasabha sebagai proses kaderisasi. Kongres X kali ini juga berarti Peradah Indonesia sudah berusia 31 tahun mengawal keutuhan NKRI. Umat Hindu sepakat membentuk organisasi kemasyarakatan tingkat nasional sebagai satu wadah kegiatan dalam melaksanakan Dharma agama dan Dharma negara yang berasas tunggal Pancasila,” ujar Wayan Sudana.
Menpora Imam Nahrawi beserta Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, Menteri Koperasi dan UKM I Gusti Ngurah Puspayoga, Dankobangdikal Laksda TNI Tri Wahyudi Sukarno, Ketua Peradah Indonesia Wayan Sudana, perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Ketut Parwata, dan Asisten Deputi Kepemimpinan Pemuda I Bagus Sucitra membuka kongres di Gedung Moelyadi, Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal) Bumimoro, Morokrembangan.
Kongres atau Mahasabha X Peradah Indonesia pada Tahun 2015 diselenggarakan dalam rangkaian peringatan hari sumpah pemuda yang puncak acaranya dilaksanakan di Tanjun Pinang Kepulauan Riau. Selain menjadi ajang konsolidasi pemuda KMHDI, Kongres Mahasabha X juga menjadi forum menyosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan. Yakni, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pada kesempatan ini, Menpora mengapresiasi tema yang diusung dalam Kongres ini, dan berharap peran aktif Pemuda Hindu membangun kemandirian dan kerwirausahaan di kalangan pemuda. “Saya berharap peran serta generasi muda Hindu khusus nya yang berhimpun dalam Peradah Indonesia, sebagai organisasi mampu mengambil peran aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Manfaatkan program-program yang ada di Kemenpora, terutama program terkait kemandirian kewirausahaan,” kata Imam.
Sementara itu Ketua MPR Zulkifli Hasan menambahkan bahwa tantangan ke depan untuk menjadi bangsa yang mandiri adalah harus memiliki kemampuan teknologi.
“Tidak mungkin hanya mengandalkan sumber daya alam yang melimpah untuk menuju bangsa yang mandiri,” jelasnya.
Sedangkan Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf berpesan kepada Pemuda Hindu untuk terus melaksanakan Tri Karya Parisudha yakni Manacika, Wacika, Kayika. Manacika artinya, berfikir suci atau berfikir yang benar. Maka ada baiknya jika pikiran kita selalu bersih dan selalu berfikir positif.
Wacika artinya, berkata benar, tidak menyinggung ataupun menghina dan mencaci orang lain. Sedangkan Kayika artinya, berprilaku yang baik demi terciptanya hubungan yang harmonis antara sesama manusia. Berbuat baik kepada orang tua, saudara, tetangga, teman dan siapapun yang harus dihargai dan bebuat baik sesama anak bangsa.
– See more at: http://www.nusabali.com/berita/498/peradah-fokus-kepemimpinan-dan-kewirausahaan#sthash.hLJJ5KZB.dpuf
Idul Fitri Perekat Islam dan Hindu
JAKARTA, GRESNEWS.COM – Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan oleh seluruh umat muslim di dunia, bagi bangsa Indonesia nampaknya bukan lagi sekadar ritual perayaan kemenangan bagi umat Islam semata. Di negara kepulauan dengan berbagai macam suku bangsa, adat istiadat, budaya, dan agama ini, semangat Idul Fitri pun kerap turut dirasakan oleh mereka yang beragama non-Islam.
Ketua Umum Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia Wayan Sudane menyatakan, dalam memaknai hari raya umat Islam ini, umat Hindu juga ikut menanamkan semangat toleransi dan bersama-sama membangun semangat kebersamaan. “Basic negara kita kan keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika,” katanya kepada gresnews.com, Rabu (15/7).
Apalagi, momentum Idul Fitri ini, kata Sudane, cukup istimewa bagi umat Hindu karena jatuhnya hampir bersamaan datangnya dengan hari raya Galungan yang jatuh pada hari Rabu (15/7). Bagi umat Hindu, Galungan diartikan merayakan kebenaran darma atas kebatilan.
“Sehingga memiliki semangat yang sama dengan Idul Fitri yang merayakan kemenangan atas perlawanan terhadap hawa nafsu selama satu bulan penuh,” ujarnya.
Kesamaan semangat melawan hawa nafsu inilah, kata Sudana, yang bisa dijadikan landasan bagi para pemeluk keyakinan yang berbeda ini untuk sama-sama melangkah dalam ikatan persatuan. Kebersamaan antara umat Islam dan Hindu di Indonesia, kata dia, selama ini sudah terbangun dengan baik.
Di kampungnya, di Lampung, misalnya, menurut Sudane, saat H-1 Idul Fitri para umat Muslim saling memberikan makanan khas lebarannya, ketupat. Pun saat siang hari setelah Shalat Ied, ia dan teman-teman seagamanya sering berkunjung, silaturahmi dan mengucapkan selamat ke warga muslim.
Begitu juga umat Hindu yang esok akan merayakan Galungan, para tetangga muslimnya pun bertandang ke rumah mengucapkan selamat. “Kami pun hari ini ada bagi-bagi makanan ke teman-teman muslim. Adatnya ngerantang, memakai rantang,” ujarnya.
sumber: http://www.gresnews.com/berita/sosial/110157-idul-fitri-perekat-islam-dan-hindu/2/
Tak Ada Mayoritas dan Minoritas di Indonesia
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan, persoalan suku, agama, ras, dan kelompok golongan merupakan permasalahan masa lalu yang harus ditinggalkan. Memasuki usia kemerdekaan yang hampir mencapai 70 tahun, kata Zulkifli, permasalahan tersebut seharusnya sudah selesai.
“Sekarang kita berbicara Bhinneka Tunggal Ika. Agama, suku, ras kelompok golongan itu kita bicarakan 70 tahun lalu. Itu tidak boleh lagi retorika, apalagi basa basi,” kata Zulkifli saat memberi testimoni dalam acara Malam Apresiasi 31 Tahun Peradah Indonesia di Ruang Teater Wisma Kemenpora, Jakarta, Sabtu (4/4) malam.
Zulkifli mengatakan, negara besar yang dipenuhi dengan keberagaman merupakan kekuatan sekaligus tantangan bagi Indonesia. Sebagai negara yang menjadikan Pancasila sebagai dasar dan ideologi, lanjutnya, adalah sebuah tanggung jawab bagi seluruh rakyat Indonesia untuk memelihara persaudaraan dan persatuan.
“Apapun agama, kelompok, suku kita, kita adalah Indonesia. Kita memiliki hak dan kewajiban yang sama di negara ini. Tidak ada mayoritas minoritas. Tidak ada UU yang membedakan kita,” ujarnya.
Zulkifli menyebutkan, Indonesia menghadapi tantangan kebangsaan yang berbeda saat ini. Tantangan pertama, yakni kemiskinan. Perbedaan antara kaya dan miskin, lanjutnya, semakin jauh dan jelas terlihat.
“Di Jakarta orang bingung mau milih makan apa. Di desa-desa ada yang hari ini bingung makan apa, nggak tahu mau makan apa. Itu tantangan kita sekarang,” kata Zulkifli.
Tantangan kedua, lanjut Zulkifli, adalah sumber daya manusia (SDM). Indonesia yang berpenduduk besar dan memiliki sumber daya alam yang melimpah harus bisa dimanfaatkan sebagai kekuatan.
“SDM lah yang menentukan. Bagaimana SDM kita, kualitas pendidikan kita. Bonus demografi kita yang besar kalau tidak dimaksimalkan akan jadi bencana,” ujarnya.
Selain itu, membenahi pemerintahan dan demokrasi, kata Zulkifli, juga menjadi tantangan kebangsaan Indonesia. Memelihara pluralitas atau keberagaman pun ikut menjadi tugas bersama dengan cara saling mengedepankan toleransi dan memelihara rasa persaudaraan dan kesatuan sebagai bangsa.
“Bukan soal perbedaan. Perbedaan itu anugerah dari Tuhan. Kita dibuat berbeda itu hukum tuhan agar kita bersaing, berlomba untuk saling menjaga bumi dan memakmurkan manusia,” kata politikus PAN itu.
Redaktur: Dwi Murdaningsih
Reporter: c82
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/mpr-ri/berita-mpr/15/04/05/nmbim2-tak-ada-mayoritas-dan-minoritas-di-indonesia
